RSS

Pages

Puisi Lama

Puisi LAMA: MANTRA, GURINDAM, SYAIR, PANTUN

A.PENGERTIAN
Puisi lama adalah puisi yang terikat oleh aturan-aturan.

Aturan- aturan itu antara lain :
1. Jumlah kata dalam 1 baris
2. Jumlah baris dalam 1 bait
3. Persajakan (rima)
4. Banyak suku kata tiap baris
5. Irama

Contoh Puisi LAMA:
Saat di meja makan pertama:
muncul seribu bayangan duka
banyak yang berlalu, pagi itu
orang masih mabuk dengan impiannya
Dari radio keluar berita-berita basi, naiknya harga-harga
Bukan itu yang disebut perubahan!
“dimanakah sebernarnya keindahan bersemayam?”

Saat di meja makan kedua :
kesepian menekan tiba-tiba
ada jerit dari lorong tak bertepi
maka hidup hanya sebuah perjalanan lurus, tak berjiwa
bukan pengembaraan, bukan petualangan
:meneruskan yang sudah ada
padahal hidup berjalan ke depan

B. MACAM-MACAM PUISI LAMA
1. MANTRA
Mantra adalah merupakan puisi tua, keberadaannya dalam masyarakat Melayu pada mulanya bukan sebagai karya sastra, melainkan lebih banyak berkaitan dengan adat dan kepercayaan.

Contoh:
Assalammu’alaikum putri satulung besar
Yang beralun berilir simayang
Mari kecil, kemari
Aku menyanggul rambutmu
Aku membawa sadap gading
Akan membasuh mukamu

2.GURINDAM
Gurindam adalah puisi lama yang berasal dari Tamil (India)

CIRI-CIRI GURINDAM:
a. Sajak akhir berirama a – a ; b – b; c – c dst.
b. Berasal dari Tamil (India)
c. Isinya merupakan nasihat yang cukup jelas yakni menjelaskan atau menampilkan suatui sebab akibat.

Contoh :
Kurang pikir kurang siasat (a)
Tentu dirimu akan tersesat (a)

Barang siapa tinggalkan sembahyang ( b )
Bagai rumah tiada bertiang ( b )

Jika suami tiada berhati lurus ( c )
Istri pun kelak menjadi kurus ( c )

3. SYAIR
Syair adalah puisi lama yang berasal dari Arab.

CIRI – CIRI SYAIR :
a. Setiap bait terdiri dari 4 baris
b. Setiap baris terdiri dari 8 – 12 suku kata
c. Bersajak a – a – a – a
d. Isi semua tidak ada sampiran
e. Berasal dari Arab

Contoh :
Pada zaman dahulu kala (a)
Tersebutlah sebuah cerita (a)
Sebuah negeri yang aman sentosa (a)
Dipimpin sang raja nan bijaksana (a)

Negeri bernama Pasir Luhur (a)
Tanahnya luas lagi subur (a)
Rakyat teratur hidupnya makmur (a)
Rukun raharja tiada terukur (a)

Raja bernama Darmalaksana (a)
Tampan rupawan elok parasnya (a)
Adil dan jujur penuh wibawa (a)
Gagah perkasa tiada tandingnya (a)

4.PANTUN
Pantun adalah puisi Melayu asli yang cukup mengakar dan membudaya dalam masyarakat.

CIRI – CIRI PANTUN :
1. Setiap bait terdiri 4 baris
2. Baris 1 dan 2 sebagai sampiran
3. Baris 3 dan 4 merupakan isi
4. Bersajak a – b – a – b
5. Setiap baris terdiri dari 8 – 12 suku kata
6. Berasal dari Melayu (Indonesia)

Contoh :
Ada  pepaya ada mentimun (a)
Ada mangga ada salak (b)
Daripada duduk melamun (a)
Mari kita membaca sajak (b)

MACAM-MACAM PANTUN

1. DILIHAT DARI BENTUKNYA
a. PANTUN BIASA
Pantun biasa sering juga disebut pantun saja.
Contoh :

Kalau ada jarum patah
Jangan dimasukkan ke dalam peti
Kalau ada kataku yang salah
Jangan dimasukan ke dalam hati

2. SELOKA (PANTUN BERKAIT)
Seloka adalah pantun berkait yang tidak cukup dengan satu bait saja sebab pantun berkait merupakan jalinan atas beberapa bait.

CIRI-CIRI SELOKA:
a. Baris kedua dan keempat pada bait pertama dipakai sebagai baris pertama dan ketiga bait kedua.
b. Baris kedua dan keempat pada bait kedua dipakai sebagai baris pertama dan ketiga bait ketiga
c. Dan seterusnya

Contoh :
Lurus jalan ke Payakumbuh,
Kayu jati bertimbal jalan
Di mana hati tak kan rusuh,
Ibu mati bapak berjalan

Kayu jati bertimbal jalan,
Turun angin patahlah dahan
Ibu mati bapak berjalan,
Ke mana untung diserahkan

3. TALIBUN
Talibun adalah pantun jumlah barisnya lebih dari empat baris, tetapi harus genap misalnya 6, 8, 10 dan seterusnya.
Jika satu bait berisi enam baris, susunannya tiga sampiran dan tiga isi.
Jika satiu bait berisi delapan baris, susunannya empat sampiran dan empat isi.

Jadi :
Apabila enam baris sajaknya a – b – c – a – b – c.
Bila terdiri dari delapan baris, sajaknya a – b – c – d – a – b – c – d

Contoh :
Kalau anak pergi ke pekan
Yu beli belanak pun beli sampiran
Ikan panjang beli dahulu

Kalau anak pergi berjalan
Ibu cari sanak pun cari isi
Induk semang cari dahulu

4. PANTUN KILAT ( KARMINA )
CIRI-CIRINYA :

a. Setiap bait terdiri dari 2 baris
b. Baris pertama merupakan sampiran
c. Baris kedua merupakan isi
d. Bersajak a – a
e. Setiap baris terdiri dari 8 – 12 suku kata

Contoh :
Dahulu parang, sekarang besi (a)
Dahulu sayang sekarang benci (a)

2. DILIHAT DARI ISINYA
2.1. PANTUN ANAK-ANAK
Contoh :

Elok rupanya si kumbang jati
Dibawa itik pulang petang
Tidak terkata besar hati
Melihat ibu sudah datang

2.2. PANTUN ORANG MUDA
Contoh :

Tanam melati di rama-rama
Ubur-ubur sampingan dua
Sehidup semati kita bersama
Satu kubur kelak berdua

2.3. PANTUN ORANG TUA
Contoh :

Asam kandis asam gelugur
Kedua asam riang-riang
Menangis mayat di pintu kubur
Teringat badan tidak sembahyang

2.4. PANTUN JENAKA
Contoh :

Elok rupanya pohon belimbing
Tumbuh dekat pohon mangga
Elok rupanya berbini sumbing
Biar marah tertawa juga

2.5. PANTUN TEKA-TEKI
Contoh :
Kalau puan, puan cemara
Ambil gelas di dalam peti
Kalau tuan bijak laksana
Binatang apa tanduk di kaki


               HARGAILAH SESEORANG YANG MENCINTAI KAMU

Didalam hutan belantara hiduplah seekor burung dan mawar putih ,suatu hari burung jatuh cinta padsa mawar putih ,burung berusaha mengungkappkan perasaanya kpd mawar putih,burung"mawar aq rela mati utk kamu,apapun akan aku lakukan utk kamu ,hanya kamu ada di hati aq,aq gak bisa hidup tanpa kamu,terimalah cinta naq mawar".beribu rayua telah di ungkapkan burung,puisi dan lagu telah di persembah kan hanya utk mawar.tapi mawar putih hanya berkata"aq takkan pernah mencintai kamu"burung tak prnah menyerah ,tiap hari burung datang utk bertemu mawar putih,menunggu mawar putih utk menerimanya.akhirnya mawar putih berkata"aq akan mencintaimu jika kamu dapat menguabah aq menjadi mawar merah".dan suatu hari burung datang kembali,dia memotong sayap nya dan menebarkan darah nya kepada mawar putih sehingga dia berubah menjadi mawar merah.akhirnya mawar sadar seberapa besar burung mencintainya. the end
                 The Origin of Landak River


Long time ago, lived a farmer and his wife in a village by the side of a forest. They lived simply and they like to help other people, especially one who in afflictions. One night, the farmer and his wife were resting in their house. The farmer was sitting beside his sleeping wife. Suddenly, a white centipede came out from the wife’s head. The farmer was amazed. He then followed the centipede until they reach a small pond not far from their house. Then the centipede suddenly disappeared. The farmer went home and found his wife still soundly asleep.

In the morning, the wife told his husband about the dream she had last night. “I was walking through a vast field, and I came to a lake. I saw a giant hedgehog in the lake. It was glaring at me, so I ran away.” After he heard his wife’s dream, the farmer went back to the small pond. In the pond, he saw something very shiny. He came to the shiny object and took it. It was a golden hedgehog statue. It was very beautiful. Its eyes were made of diamond. The farmer then brought the statue home.

At night, the farmer had a dream. A giant hedgehog came to him, “Please let me stay in your home. As return, I will give you everything you want. Just caress the statue’s head and say the prayer. There are two kinds of prayers, one is to start your wish and the second is to stop your wish. Now memorize the prayers.”
In the next day, the farmer told his wife about his dream. They really wanted to prove it. The farmer slowly caressed the statue's head. He said the prayer and asked for rice. Suddenly, rice came out of the mouth of the statue. The rice kept on coming out from the statue's mouth. The farmer immediately said the prayer to stop it. The rice then stopped coming out from the statue.

The farmer and his wife then asked for other things, jewelry and other stuff they needed. They became very rich. But they still like to help other people. A lot of poor came to them for help. Unfortunately, a thief found out about the secret of the golden hedgehog statue. Pretending to be a poor asking for help, he stole the statue from the farmer’s house.

The thief blurred to the district area of Ngabang. There was a drought in the area. The thief wanted sympathy from the people, so he said to them that he would provide them with water. The thief then caressed the hedgehog statue and said the prayer. Water came out of the statue’s mouth. All the people were so happy. But the water kept on coming out. The thief didn’t know the prayer to stop the wish. People who saw the incident were really scared. They ran away to avoid the water as it was started to flood the area. The thief also wanted to run away, but he cannot move his legs. In his vision, there was a giant hedgehog holding both his legs. Water kept coming from the statue and slowly it became a river. The thief was drowned in the river. People then named the river as Hedgehog River or Sungai Landak.

Persamaan dan Perbedaan


Persamaan Pada 7 Buku bse
          
          Persamaan dari Membaca Intensif dalam 7 buku yaitu Membaca intensif merupakan jenis membaca yang bertujuan memahami isi bacaan secara rinci. Agar dapat memahami isi bacaan tersebut, maka bahan bacaan tersebut akan dibaca secara teliti. Dengan membaca teks bacaan secara intensif, kamu akan memperoleh informasi secara lebih lengkap.  

Perbedaan pada 7 buku bse
              
           Ciri – ciri dari buku Kisyani Laksono :

Aktivitas pembelajaran yang harus kamu lakukan untuk menguasai kompetensi menemukan informasi untuk bahan diskusi melalui membaca intensif adalah (1) menemukan informasi dari berbagai sumber, (2) membandingkan informasi yang dibaca dengan sumber lain, dan (3) mengerjakan latihan.
               

Ciri – ciri dari buku Maryati :

Membaca intensif merupakan jenis membaca yang bertujuan memahami isi bacaan secara rinci. Agar dapat memahami isi bacaan tersebut, maka bahan bacaan tersebut akan dibaca secara teliti.


Ciri – ciri dari buku Yulianti Setyorini :

Dalam sebuah teks bacaan, umumnya penulis memaparkan tulisannya bertolak dari
fakta-fakta. Setelah itu, fakta-fakta ditanggapi dengan pendapat-pendapat (opini) penulisnya
atau opini para tokoh/pakar/ahli di bidangnya. Selanjutnya, semua pandangan penulis atas fakta fakta
disimpulkan di bagian akhir tulisan berdasarkan dari uraian-uraian sebelumnya.

Perbedaan antara fakta, pendapat, dan kesimpulan :
a.        Fakta adalah hal berupa keadaan atau peristiwa yang merupakan kenyataan yang ada
       dan telah terjadi. Contoh: Tanggal 2 Mei ditetapkan sebagai hari Pendidikan Nasional.
b.    Pendapat (opini) adalah pernyataan yang berdasarkan pikiran, anggapan, perkiraan,
                    atau pendirian dari seseorang. Contoh: Kegiatan lomba-lomba atau pameran pendidikan
       sebaiknya perlu digalakkan pada bulan Mei untuk memeriahkan Hardiknas.
c.    Kesimpulan adalah pendapat terakhir yang berdasarkan uraian-uraian sebelumnya.
                   Contoh: Dengan demikian, semua pihak mempunyai andil dalam memajukan pendidikan
     di Indonesia.


Ciri – ciri dari buku Dwi Hariningsih :

Untuk menemukan detail atau perincian isi bacaan, diperlukan konsentrasi untuk membaca teks bacaan secara mendalam. Cara membaca yang demikian disebut sebagai teknik membaca intensif. Dengan membaca teks bacaan secara intensif, kamu akan memperoleh informasi secara lebih lengkap. Membaca secara intensif perlu kecermatan dan ketelitian agar meteri teks dapat dipahami sedalam-dalamnya.


Ciri – ciri dari buku Sarwiji Suwandi :

Membaca intensif merupakan salah satu kegiatan membaca yang bertujuan untuk memahami isi bacaan secara mendalam. Kegiatan membaca ini menuntut pembaca membaca dengan kritis. Membaca kritis dapat dilakukan dengan membaca sekilas isi bacaan, kemudian mengajukan pertanyaan seputar isi bacaan tentang informasi yang terkandung dalam bacaan. Setelah itu dilanjutkan membaca kembali secara teliti setelah mengetahui informasi penting yang terdapat dalam wacana.


Ciri – ciri dari buku Asep Yudha :

Membaca merupakan salah satu kegiatan untuk mendapatkan informasi. Dengan membaca kalian dapat memperoleh berbagai informasi, baik yang berupa pengetahuan, pelajaran, maupun
informasi lainnya. Adapun membaca intensif merupakan kegiatan membaca yang dilakukan secara cermat dan teliti terhadap teks yang dibaca. Membaca intensif dapat diterapkan dalam upaya mencari informasi yang bersifat detail. Selain hal tersebut, membaca intensif juga dapat diterapkan untuk mencari informasi sebagai bahan diskusi

               
                Ciri – ciri dari buku Dewaki Kramadibrata :

                Agar dapat menyerap semua informasi sebuah bacaan, kamu bisa menerapkan membaca secara intensif. Membaca intensif atau membaca cermat merupakan kegiatan membaca yang harus kamu lakukan secara hati-hati dan teliti sekali.




Menemukan Informasi dalam7 Buku.( Bima Satria Aji / VIII A / 04 )


A. Menemukan Informasi untuk Bahan Diskusi melalui
     Membaca Intensif

Dewasa ini ada banyak sumber informasi di sekitar kita. Kita dapat memperolehnya dari media cetak, seperti buku, majalah, koran, dan buletin. Dari media massa elektronik kita dapat memperolehnya melalui siaran radio atau televisi. Sekarang kita pun dapat memperoleh informasi tertulis dari internet. Dari berbagai media tersebut kita dapat mengetahui bermacam-macam bidang, olah raga, kriminal, peristiwa aktual, politik, seni, ekonomi, dan sebagainya. Nah, di sini kita dituntut untuk dapat menemukan isinya sebab ada banyak hal yang harus kita ingat. Bagaimana menemukan isi berita dari media massa
secara efektif? Pada bagian ini kamu akan belajar membaca intensif sebuah berita. Aktivitas pembelajaran yang harus kamu lakukan untuk menguasai kompetensi menemukan informasi untuk bahan diskusi melalui membaca intensif adalah (1) menemukan informasi dari berbagai sumber, (2) membandingkan informasi yang dibaca dengan sumber lain, dan (3) mengerjakan latihan.

1. Menemukan Informasi dari Berbagai Sumber

Bacalah peristiwa yang terjadi pada teks berikut!

Saatnya Pemuda Bangkit Lawan Ketidakadilan

HARI Sumpah Pemuda Senin (28/10), direfleksikan dengan sejumlah demo. Itu dilakukan sejumlah elemen mahasiswa. Aliansi BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) se-Surabaya melakukan aksi turun jalan. Dalam aksi damai itu, sejumlah mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Surabaya, seperti FISIP, Unair, Ubhara, Universitas Narotama, dan ITATS , long march dari Taman Bungkul sampai di Jalan Basuki Rahmad, tepatnya di depan Tunjungan Plaza. Dalam aksinya, mereka membagikan lembaran kertas.
Yang menarik, aksi yang membuat macet kendaraan tersebut diwarnai peragaan gerak yang melukiskan bagaimana pemuda Indonesia yang telah mati kutu dan hilang eksistensinya. Dengan berpakaian hitam dan corengan wajah, mereka memekikkan,” Sumpah, Sumpah hidup pemuda, hidup mahasiswa.” Tiok, salah seorang partisipan aksi mengatakan bahwa aksi ini merupakan peringatan pada para pemuda, khususnya di Surabaya untuk tidak membisu dalam menghadapi kondisi negara saat ini. Hal ini juga diakui oleh Juru Bicara Aksi, Neil. Sudah saatnya pemuda bangkit berjuang melawan ketidakadilan.
“Banyak rakyat butuh uang, sementara banyak partai politik main uang. Oleh karena itu, saya mengingatkan kepada pemuda, khususnya mahasiswa untuk tidak berpolitik dalam partai politik,” tutur Niel.
Aksi serupa juga dilakukan oleh gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Komisariat Besar UNTAG Surabaya. Joko, Korlap GMNI, mengatakan bahwa sumpah pemuda adalah ikrar jiwa dan semangat para pemuda untuk menyatakan kembali tujuan dibentuknya Republik Indonesia. GMNI menyerukan pada semua pihak untuk kembali pada satu bangsa tanpa perpecahan.
              Ketua PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) Komisariat UNAIR, Harris Mustafa, menyatakan prihatin dengan kondisi mahasiswa yang lebih bersifat hedonis. “Harusnya mahasiswa berperan sebagai agent of change, namun pascareformasi mahasiswa terlihat tidak
peduli dan tidak rasional dalam menanggapi permasalahan bangsa,” tutur Mustafa. Untuk itu,
Mustafa menyarankan agar mahasiswa dan pemuda proaktif dalam menanggapi permasalahan.



Laksono, Kisyani.2008.Contextual Teaching and Learning Bahasa Indonesia: Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII Edisi 4.  Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Hal 115
                      
 

A . Menemukan Informasi untuk Bahan Diskusi

Membaca intensif merupakan jenis membaca yang bertujuan memahami isi bacaan secara rinci. Agar dapat memahami isi bacaan tersebut, maka bahan bacaan tersebut akan dibaca secara teliti. Bahkan jika informasi dalam bacaan tersebut kurang dapat dipahami sebaiknya melakukan diskusi.
Berikut ini disajikan teks wacana. Bacalah secara saksama!

Menjumput Manfaat Susu
Dibandingkan dengan beberapa negara di Asia yang lain, seperti India, Malaysia, Singapura, Filipina, Thailand, Vietnam, dan China, pada tahun 2006 tingkat konsumsi susu per kapita di Indonesia menempati urutan terakhir atau sebesar 7,7 liter per kapita. Meski mengalami kenaikan dibandingkan tahun sebelumnya yaitu sebesar 6,8 liter per kapita, namun angka ini tentu masih tergolong rendah apalagi kalau mau melihat Vietnam yang berada satu tingkat di atasnya sebesar 8,5 liter per kapita, Malaysia 25 liter per kapita, dan Singapura 20,8 liter per kapita.
Demi meningkatkan konsumsi susu di tanah air dan mengatasi ketertinggalan tersebut, maka dibutuhkan dukungan dari semua pihak agar penduduk yang berjumlah tak kurang dari 200 juta orang di negara ini bisa menikmati susu dan merasakan manfaatnya secara optimal.
Konsumsi susu merupakan hal yang penting bagi setiap orang dari berbagai lapisan usia. Selain untuk mendukung tercukupinya kebutuhan tubuh akan gizi, alasan lain mengapa minuman ini demikian penting adalah karena susu bisa memberikan energi bagi tubuh.
“Kalau misalnya saja kita minum satu gelas susu, itu kita mendapatkan energi kira-kira 140 kalori dan proteinnya 6 gram. Kalau sekarang ada orang dewasa beratnya 50 kg, orang
itu memerlukan setiap kilonya sekitar 30 kalori, jadi kirakira dia butuh 1.500 kalori. Itu kalau orangnya tidak bekerja berat. Kalau orangnya bekerja berat mungkin sampai 40 kalori, berarti sampai 2.000. Untuk takarannya sendiri kita per satuan pengeceran, biasanya per 100 cc. Jadi per 100 cc itu kira-kira nilainya antara 70-80 kalori dan proteinnya sekitar 3,5 gram. Itu yang kita anggap sebagai standard choice karena kita anggap mirip susu ibu dalam jumlah kalori per 100 cc-nya. Tentu kita bisa saja membuat lebih padat tapi tentu tidak menguntungkan karena mineral di dalamnya menjadi terlalu tinggi, nah itu nanti membebani ginjal,” ujar dr. Benny Soegianto, MPH, dokter gizi dari Akademi Gizi Surabaya.
Kebutuhan tiap usia
            Untuk bayi, susu merupakan asupan yang wajib karena susu merupakan saltu-satunya sumber makanan baginya. Dan, idealnya lagi setiap bayi harus diberi ASI karena
kandungan gizi di dalamnya sudah sedemikian komplet sehingga dapat memenuhi kebutuhan bayi tumbuh dan berkembang.
            Akan tetapi bukan berarti golongan usia yang lain tidak perlu mengonsumsi susu karena pada setiap tingkat usia susu memiliki peruntukkan yang berbeda. Untuk anak-anak
balita, kalsium pada susu baik untuk mendukung pertumbuhan tulang, proteinnya untuk pertumbuhan otak dan jaringan tubuh, dan untuk anak-anak yang belum mampu mengunyah dengan baik, mengonsumsi susu menjadi cara untuk tetap memenuhi kecukupan akan gizi karena gizi dalam susu lebih mudah diserap oleh tubuh.
           


Untuk anak usia sekolah, selain kalsium untuk pertumbuhan tulang, kandungan gizi lain dalam susu baik untuk melengkapi gizi yang seimbang. Untuk remaja susu baik untuk mencapai pertumbuhan yang potimal, pada orang dewasa untuk kepadatan tulang dan mencegah terjadinya osteoporosis, dan untuk lansia susu bisa berperan untuk mengganti masa tulang yang hilang.
Menyangkut peran susu pada berbagai golongan usia tersebut, Benny mengatakan bahwa fungsi susu untuk setiap orang pada prinsipnya sama, kadang kala pola makan
orang, yang umumnya sebanyak 3 kali dalam sehari, belum mengakomodasi kebutuhan tubuh akan zat-zat penting. Oleh kaena itu, dibutuhkan entry point baru dalam bentuk snack, salah satunya adalah susu.
            “Pada anak-anak misalkan saja ketika ibunya sudah selesai menyusui pada usia di atas 2 tahun, makanan padatnya belum bisa menyerap semua protein, maka susu menjadi
salah satu bentuk input protein yang berbentuk cair. Pada orang yang sudah sepuh, sudah 70 tahun itu juga sebagai alternatif, nah itu menjadi sumber energi dan protein yang
bagus. Sekarang kan sudah ditumpangi kalsium agar tidak menjadi osteoporosis. Jadi kembali perannya nanti disesuaikan,” tandas Benny.

Konsumsi Susu Perkapita dalam Liter/Tahun
Negara                         2004    2005    2006

India                43.7     44.2    44.9
Indonesia         5.8       6.8       7.7
Malaysia          25.3     25       25
Singapura         19.9    20.3    20.8
Filippina          11.7     11.3    11
Thailand          23.6     24.9    25.1
Vietnam           6.4       7.6       8.5
China               8.5       10.9     13.2


Maryati.2008. Bahasa dan sastra Indonesia 2: untuk SMP/MTs kelas
 VIII.  Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Hal 64
   


    A. Menemukan Informasi untuk Bahan Diskusi melalui
     Membaca Intensif.

1.      Membedakan Fakta, Pendapat, dan Kesimpulan.

Dalam sebuah teks bacaan, umumnya penulis memaparkan tulisannya bertolak dari
fakta-fakta. Setelah itu, fakta-fakta ditanggapi dengan pendapat-pendapat (opini) penulisnya
atau opini para tokoh/pakar/ahli di bidangnya. Selanjutnya, semua pandangan penulis atas faktafakta
disimpulkan di bagian akhir tulisan berdasarkan dari uraian-uraian sebelumnya.

Perbedaan antara fakta, pendapat, dan kesimpulan :
a.        Fakta adalah hal berupa keadaan atau peristiwa yang merupakan kenyataan yang ada
       dan telah terjadi. Contoh: Tanggal 2 Mei ditetapkan sebagai hari Pendidikan Nasional.
b.    Pendapat (opini) adalah pernyataan yang berdasarkan pikiran, anggapan, perkiraan,
                    atau pendirian dari seseorang. Contoh: Kegiatan lomba-lomba atau pameran pendidikan
       sebaiknya perlu digalakkan pada bulan Mei untuk memeriahkan Hardiknas.
c.    Kesimpulan adalah pendapat terakhir yang berdasarkan uraian-uraian sebelumnya.
                   Contoh: Dengan demikian, semua pihak mempunyai andil dalam memajukan pendidikan
     di Indonesia.

Hardiknas 2006:
“Pendidikan Bermutu untuk Mewujudkan
Insan Cerdas dan Kompetitif”


K a m i s ( 4 / 5 ) , antusiasme masyarakat Lebak, terutama guru dan para pelajar dalam menyambut perayaan Hardiknas tampak jelas. Sejak pukul tujuh pagi hampir seluruh masyarakat Lebak memadati alun-alun Rangkas Bitung, tempat berlangsungnya acara. Kemeriahan ini dibarengi pula dengan bertebarnya spanduk, umbul-umbul, dan balon udara di berbagai sudut kota. Keamanan terlihat sangat ketat, polisi, satuan pengamanan dinas Kabupaten Lebak, dan Paspampres (Pasukan Pengamanan Presiden) tampak berjaga-jaga mulai dari pusat kota hingga sekitar tempat acara.
Pukul 09.45 WIB, acara dimulai dengan sambutan Gubernur Banten yang dilanjutkan dengan pidato sambutan oleh Mendiknas. Dalam pidato sambutannya, Mendiknas mengungkapkan, tema yang dipilih dalam menyambut Hardiknas kali ini, merupakan penjabaran dari visi pendidikan
nasional yang tertera dalam Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan.
Bunyi UU tersebut sebagai berikut:  “Terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga Indonesia berkembang menjadi manusia berkualitas sehingga mampu proaktif menjawab tantangan jaman yang selalu berubah.”
            Dalam kata sambutannya, Mendiknas juga menyampaikan tiga pilar kebijakan prioritas
pembangunan pendidikan nasional yang berkaitan dengan indikator kinerja dalam rencana strategis Depdiknas 2005-2009. Tiga pilar tersebut yaitu, pemerataan dan perluasan akses pendidikan, peningkatan mutu, relevansi dan daya saing pendidikan, serta penguatan tata kelola akuntabilitas, dan citra publik pendidikan.
            Wapres menghimbau kepada seluruh elemen masyarakat, baik pemerintah, guru, siswa dan orangtua, agar berperan aktif dalam memajukan derajat bangsa melalui pendidikan.
            “Ki Hajar Dewantoro selaku perintis pendidikan nasional kita, dapat dijadikan contoh teladan bagaimana kita menata dan memajukan pendidikan kita. Dasar dari kemajuan kita, harus memperhatikan faktor infrastruktur, moral, serta agama yang selalu menjadi dasar pokok. Di samping itu, yang paling pokok adalah bagaimana mutu pendidikan itu akan terus meningkat secara bertahap, dan selalu mengikuti kebutuhan tingkat nasional dan internasional dengan perbandingan kemajuan pendidikan di negara-negara lain,” ujarnya. Itu sebabnya, menurut Wapres kembali, untuk mendukung seluruh warga dalam memajukan pendidikan di Indonesia, pemerintah harus mengeluarkan anggaran tertinggi dari seluruh anggaran yang ada di republik ini, untuk pendidikan. Namun, menurutnya lagi, pendidikan bukan hanya bergantung pada anggaran, kemauan, partisipasi, dorongan dan kesabaran juga tak kalah penting dari itu semua.

Setyorini, Yulianti. 2008.  Bahasa Indonesia: SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Hal 119
   


                 A.                       Membaca Intensif

Tujuan Pembelajaran:
Siswa mampu menemukan informasi untuk bahan diskusi melalui membaca intensif.

Untuk menemukan detail atau perincian isi bacaan, diperlukan konsentrasi untuk membaca teks bacaan secara mendalam. Cara membaca yang demikian disebut sebagai teknik membaca intensif. Kamu tentu pernah membaca dengan cara tersebut bukan? Dengan membaca teks bacaan secara intensif, kamu akan memperoleh informasi secara lebih lengkap. Membaca secara intensif perlu kecermatan dan ketelitian agar meteri teks dapat dipahami sedalam-dalamnya.
Bacalah teks berikut secara intensif!

ILMUWAN SEDARI MUDA

Berita tentang anak ajaib (prodigy) selalu menarik. Seorang anak di Hongkong berusia sembilan tahun diberitakan berhasil memecahkan rekor meraih angka tertinggi pada ujian matematika. Anak tersebut, March Boedihardjo, seorang Indonesia yang bermukim di Hongkong. Ia berhasil meraih dua nilai A untuk ujian A level Inggris, ujian yang biasanya diambil oleh siswa berusia 17 atau 18 (Reuters/Jakarta Pos, 18/18).
Sensasi sama juga kita dapatkan ketika mendengar generasi muda Indonesia berhasil menang dalam Olimpiade fisika, matematika, biologi atau astronomi. Perasaan yang kurang lebih sama juga muncul ketika sejumlah remaja muncul sebagai pemenang lomba karya ilmiah seperti yang diselenggarakan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Harapan juga muncul dalam acara Festival Sains yang berlangsung di Mal Pondok Indah Jakarta, 13-19 Agustus. Selain kagum, kita juga merasa bangga kepada mereka yang menang dalam lomba di luar negeri karena mereka membawa nama bangsa.
Pertanyaan menarik berikutnya adalah apakah mereka yang berhasil memperoleh prestasi dalam lomba tersebut selanjutnya akan menjadi ilmuwan? Jawabannya masih bergantung pada banyak faktor, antara lain apakah pada anak-anak berbakat tersebut ada kesempatan untuk melanjutkan studi ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi? Pertanyaan yang mungkin lebih mendasar, apakah menjadi ilmuwan dapat berkelanjutan .
Pertanyaan tersebut mengundang gagasan bahwa mencetak ilmuan memang merupakan ikhtiar tim, melibatkan orang tua, lembaga pendidikan, perusahaan, dan pemerintah, masing-masing dengan perannya yang khas. Lingkungan individu yang diharapkan bisa meraih prestasi jelas harus memberi suasana kondusif. Pemerintah menyediakan beasiswa agar anak berbakat punya motivasi dan akses finansial untuk mendapatkan pendidikan yang baik, lembaga pendidikan dan penelitian menyediakan insentif yang memotivasi, orang tua agar rela berkorban demi kelancaran studi sang anak. Selain itu, perusahaan yang bergerak di bidang toko buku mau menyediakan buku-buku teks yang bermutu.




Lomba dan Paguyuban
       Salah satu yang dapat diberikan oleh lingkungan masyarakat adalah penyelenggaraan lomba ilmiah. Lomba karya ilmiah remaja yang sudah diprakarsai oleh Depdiknas dan LIPI selama ini sebenarnya sudah merupakan kontribusi yang baik bagi persemaian jiwa penelitian.
            Di negara-negara Uni Eropa sebelumnya dikenal ada Philip Contest yang terselenggara dari tahun 1969 hingga tahun 1988. Lomba itu kemudian diubah menjadi EU Contest yang memperlombakan karya ilmiah yang menjuarai tingkat nasional di setiap negara (lihat situs The Youang Scientists Contest/EC, Europa)
            Sementara itu, di AS juga ada The National Youth Science Fondation yang rutin mengadakan National Youth Sciense Camp. Yayasan itu didirikan untuk menghormati, mendukung, dan mendorong minat generasi muda untuk mencapai keunggulan di bidang sains melalui program pendidikan sains informal yang membuat di antara ilmuan muda bisa berinteraksi secara konstruktif. Selain Sains, program ini juga mengembangkan kepemimpinan.
            Di dunia, sejak tahun 2004 juga ada World Academy Of Young Scientists (WAYS) yang banyak diprakarsai Honggaria, negara yang pada tahun 1999 menjadi tuan rumah World Conference on Science dan UNESCO. Akademi yang sudah beranggotakan ribuan ilmuan yang berusia di bawah 40 tahun ini memanfaatkan akademi untuk mengembangkan jaringan global permanen. Para penggagas sendiri berharap WAYS dapat menjadikan sains lebih menarik bagi kaum muda dan secara umum dapat didekati oleh setiap orang, khususnya di negara berkembang (David Dickson /SciDev.net, 2004).
            Dari hal itu, terlihat bahwa badan dunia juga terpanggil untuk menciptakan iklim kondusif bagi perkembangan sains dan penelitian.

Lingkungan Kondusif

Apabila di Jakarta ada pusat peragaan iptek di kawasan TMII, di Yogyakarta kini sudah ada Taman Pintar yang berdekatan dengan Benteng Vredenburgh dan Taman Budaya. Kedua fasilitas itu didirikan dengan tujuan dasar untuk menampilkan ilmu pengetahuan secara mudah dan menyenangkan. Berdasarkan tujuannya, keduanya dapat disamakan dengan Science Center di Singapura.
Dengan terpampangnya profil ilmuwan terkemuka di dunia, seperti Newton, Einstein, dan Hawking, diharapkan para siswa tidak asing dengan fisika dan siapa tahu hal itu juga memicu minat lebih lanjut terhadap fisika dan sains pada umumnya. Bahkan, dengan adanya simulator gempa dan tsunami, pengelola Taman Pintar Yogya telah berusaha memasukkan sains yang semakin dirasakan relevan bagi Indonesia.
Dalam Soft Opening II 9 Juni 2007, Menteri Negara Riset dan Teknologi, Kusmayanto Kadiman memberikan paparan tentang pemanasan global pada sekitar 100 siswa SD dan Gubernur Daerah Itimewa Yogyakarta Sultan Hamengku Buwono menegaskan lagi tujuan pencanangan Science for All (Website KMRT).






Ilmuwan Sedari Muda

       Dengan gambaran di atas, berbagai elemen masyarakat dan pemerintah, baik pusat maupun daerah, sebenarnya telah menyadari arti penting dan manfaat iptek, meskipun LIPI diberitakan mengkritik pidato Presiden RI tanggal 16 Agustus 2007 lalu yang tidak menyebut soal iptek.
Satu hal lagi yang juga merupakan unsur penting bagi promosi iptek adalah penjelasan mengenai peluang karier bagi ilmuwan. Meskipun mungkin sulit dijawab, dan pada sisi lain pencipta ilmu juga kurang berorientasi pada materi, masalah itu tetap penting untuk dijelaskan.
Adanya gambaran umum yang jelas mengenai peluang karier diharapkan dapat menambah keyakinan generasi muda untuk tidak ragu-ragu memilih sains sebagai pilihan hidup.
Dengan demikian, berbagai upaya yang sejauh ini dilakukan melalui lomba karya ilmiah, festival sains, pembangunan pusat peragaan iptek dan Taman Pintar memiliki mata rantai utuh untuk menyemaikan bakat ilmuwan sedari muda.
Prestasi anak Hongkong yang disebut di awal tulisan ini memang menarik, tetapi yang lebih dibutuhkan Indonesia adalah upaya konseptual untuk menumbuhkan rasa cinta ilmu pengetahuan dan mengembangkan pangggilan menjadi ilmuan sedari muda.(NIN)


Hariningsih, Dwi. 2008. Membuka jendela ilmu pengetahuan dengan bahasa dan sastra Indonesia 2: SMP/MTs Kelas VIII . Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Hal 89

 C. Membaca Intensif untuk Menemukan Informasi

Membaca intensif merupakan salah satu kegiatan membaca yang bertujuan untuk memahami isi bacaan secara mendalam. Kegiatan membaca ini menuntut pembaca membaca dengan kritis. Membaca kritis dapat dilakukan dengan membaca sekilas isi bacaan, kemudian mengajukan pertanyaan seputar isi bacaan tentang informasi yang terkandung dalam bacaan. Setelah itu dilanjutkan membaca kembali secara teliti setelah mengetahui informasi penting yang terdapat dalam wacana. Tahap berikutnya meringkas isi bacaan dan diakhiri dengan menguji diri sendiri tentang apa-apa yang sudah dibaca.
Informasi penting yang terdapat dalam wacana dapat diangkat sebagai bahan diskusi. Diskusi merupakan salah satu cara untuk memecahkan masalah. Diskusi perlu dilatihkan. Melalui proses diskusi yang benar, kita akan dapat menghasilkan pemecahan masalah yang akurat dan benar pula.

1. Membaca Intensif Wacana

Bacalah wacana berikut dengan teliti!

Waspadai Kekurangan Cairan pada Diare

Merebaknya penyakit diare seperti sekarang memang bukan hal baru. Oleh karena setiap tahun terjadi banyak kasus, orang menjadi tak waspada dan menganggap sepele diare. Padahal, jika tak ditangani dengan benar, diare bisa merenggut nyawa, terutama anak balita.
Sebagian orang menganggap diare sebagai sakit perut biasa akibat salah makan. Gejala umum penyakit diare ditandai rasa mulas dan kerap buang air besar (BAB). Untuk menghentikan diare, orang mengandalkan "obat mampet" yang banyak dijual bebas. Sementara hal penting dalam penanganan diare justru sering dilupakan, yaitu mengganti cairan tubuh yang hilang.
BAB berlebihan menyebabkan orang kehilangan cairan tubuh dengan cepat. Dalam sehari, penderita diare bisa berkali-kali BAB. Sebagian besar kotoran yang keluar berbentuk cairan. Kondisi penderita diare bisa lebih parah jika cairan tubuh juga terbuang melalui mulut (muntah-muntah). "Jika cairan tubuh tidak segera tergantikan, akan terjadi gangguan
keseimbangan tubuh yang serius," ungkap Soedjatmiko, dokter spesialis anak di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta.
            Kekurangan cairan ini dapat mengurangi aliran darah ke seluruh tubuh. Pasalnya, volume cairan darah dalam tubuh ikut "terkuras" keluar sehingga tekanan darah juga menurun. Akibat turunnya tekanan darah, pasokan darah ke organ-organ vital seperti otak, ginjal, jantung, dan paru-paru berkurang. Akibatnya, organ tubuh kekurangan oksigen, nutrisi, dan elektrolit. Kalau dibiarkan, lama-kelamaan organ tubuh tersebut tak berfungsi baik hingga bisa menyebabkan kematian.
            Soedjatmiko mengingatkan, kata kunci penanganan diare adalah menjaga agar cairan tubuh yang hilang bisa segera tergantikan. Jika diare hanya disertai BAB, untuk penggantian cairan tubuh segeralah minum oralit. Oralit adalah larutan yang mengandung elektrolit, asam basa, dan kalori. Ketiga komponen ini terkandung dalam cairan tubuh yang terbuang saat diare. Pada kasus diare disertai muntah, penggantian cairan tubuh harus
diberikan lewat infus. Pasalnya, minuman apa pun yang diberikan kepada penderita, pasti dimuntahkan lagi. Kalau penderita bisa minum, berilah cairan sedikit demi sedikit agar tak memicu mual.
            Oralit dijual dengan beragam kemasan dan diberi macam-macam rasa. Soedjatmiko menyarankan, setiap rumah hendaknya menyediakan larutan oralit untuk berjaga-jaga kalau anggota keluarga terkena diare. Larutan ini bisa diminum sebanyak mungkin. "Setiap kali habis BAB, penderita langsung diberi oralit," ujarnya.

            Kalau tak ada oralit, untuk mengganti cairan tubuh juga bisa dengan memberi penderita larutan gula-garam. Larutan ini dibuat dengan melarutkan satu sendok makan penuh gula pasir dan satu pucuk sendok garam dalam satu gelas air matang. Seperti oralit, berikan larutan gulagaram ini kepada penderita sesering mungkin.
            Manfaat oralit dan larutan gula-garam tak bisa diganti dengan minuman isotonik yang kini banyak dijual di pasaran. Pasalnya, zat yang terkandung dalam minuman isotonik berbeda dengan zat pada oralit. "Minuman isotonik untuk mengganti cairan tubuh yang keluar lewat keringat. Cairan tubuh yang dikeluarkan lewat keringat komposisinya berbeda dengan cairan tubuh yang dibuang melalui BAB," tutur Soedjatmiko.
            Pada bayi yang terserang diare, pemberian air susu ibu (ASI) harus diberikan sebanyak-banyaknya sebelum Anda memberikan oralit. ASI membantu penyembuhan diare dan menggantikan cairan tubuh yang hilang. Pada bayi yang minum susu formula, pemberian susu bisa tetap dilakukan dengan catatan tak terjadi intoleransi terhadap susu tersebut. Pada beberapa kasus, bayi tak bisa menoleransi susu sapi yang diberikan. Oleh
karena itu, pemberian susu sapi bisa digantikan dengan susu kedelai atau susu sapi bebas laktosa.
           
Penyebab diare

Diare bisa disebabkan virus maupun bakteri. Virus penyebab diare paling banyak di Indonesia adalah Rotavirus, sedangkan bakteri penyebab diare terbanyak adalah E.Coli, Salmonela, dan Vibriokolera. Kuman Rotavirus dan Vibriokolera menyebabkan pengeluaran cairan paling banyak dibandingkan dengan kuman lain. Di Indonesia, diare paling banyak
disebabkan Rotavirus. Kuman diare masuk ke tubuh melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi kuman. Kuman diare yang berkembang biak dengan cepat ini menyebar ke berbagai tempat melalui lalat atau kecoa.
            Pada saat banjir di Jakarta, dalam waktu singkat lebih dari 780 orang terkena diare. Diare sampai merenggut nyawa tujuh orang, enam di antaranya anak balita. Ketika banjir, septictank di rumah-rumah ikut meluap dan kotoran manusia pun hanyut terbawa air. Kalau septictank sudah tercemar kuman diare, bisa dipastikan penyebaran kuman akan meluas.

Suwandi, Sarwiji. 2008. Bahasa Indonesia 2 bahasa kebanggaanku untuk SMP/MTs
kelas VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Hal 238
               

  C. Membaca Intensif untuk Menemukan Bahan Diskusi

Membaca merupakan salah satu kegiatan untuk mendapatkan informasi. Dengan membaca kalian dapat memperoleh berbagai informasi, baik yang berupa pengetahuan, pelajaran, maupun
informasi lainnya. Adapun membaca intensif merupakan kegiatan membaca yang dilakukan secara cermat dan teliti terhadap teks yang dibaca. Membaca intensif dapat diterapkan dalam upaya mencari informasi yang bersifat detail. Selain hal tersebut, membaca intensif juga dapat diterapkan untuk mencari informasi sebagai bahan diskusi. Artinya, dengan proses membaca secara cermat kalian dapat menentukan sebuah pokok persoalan atau perihal yang menarik dari suatu teks bacaan untuk dapat atau layak dijadikan sebagai bahan diskusi.

Bacalah teks berikut dengan cermat dan teliti.

Mengembangkan Soft Skills Siswa Melalui Pembelajaran Kontekstual
Oleh: Lili Pramuji, S.Pd.
Guru SMP Muhammadiyah Bogor


Kesuksesan seseorang tidak ditentukan semata-mata oleh pengetahuan dan keterampilan teknis (hard skills). Namun, kesuksesan juga ditentukan oleh keterampilan mengelola diri dan orang lain (soft skills). Pendidikan soft skills bertumpu pada pembinaan mentalitas agar siswa dapat menyesuaikan diri dengan realitas kehidupan. Hasil penelitian mengungkapkan, kesuksesan
seseorang hanya ditentukan sekitar 20 persen dengan hard skill dan sisanya 80 persen dengan soft skills.
Proses pendidikan merupakan perubahan pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotor), dan sikap (afektif) seseorang. Maka dari itu, pendidikan seharusnya menghasilkan output dengan kemampuan yang proporsional antara hard skills dan soft skills. Selain karena kurikulum yang memiliki muatan soft skills yang rendah dibanding muatan hard skills, ketidakseimbangan antara
soft skills dengan hard skills juga dapat disebabkan oleh proses pembelajaran yang menekankan pada perolehan nilai hasil ulangan maupun nilai hasil ujian.
Banyak guru yang memiliki persepsi bahwa peserta didik yang memiliki kompetensi yang baik adalah memiliki nilai hasil ulangan atau ujian yang tinggi. Persepsi ini menyebabkan guru terkungkung dalam proses pembelajaran yang konvensional (teacher centered), baik dalam penyampaian demikian juga pada proses penilaiannya. Saat ini sudah saatnya guru lebih kreatif dan
inovatif dalam menciptakan proses belajar mengajar yang berpusat pada siswa (student centered learning).
Setiap orang termasuk peserta didik sudah memiliki soft kills walaupun berbedabeda.
Soft skills ini dapat dikembangkan menjadi lebih baik atau bernilai (diterapkan dalam kehidupan sehari-hari) melalui proses pembelajaran. Pendidikan soft skills tidak seharusnya melalui satu mata pelajaran khusus, melainkan diintegrasikan melalui mata pelajaran yang sudah ada atau dengan
menggunakan strategi pembelajaran yang berpusat pada siswa. Salah satunya adalah pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning).
            Pembelajaran kontekstual (CTL) adalah konsep belajar yang membantu guru. CTL juga
mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa. Selain itu, CTL mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapan dalam kehidupan sehari-hari dengan melibatkan komponen utama pembelajaran. Komponen tersebut yaitu
konstruktivisme, menemukan, bertanya, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, dan penilaian yang sebenarnya. Sebuah kelas dikatakan menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual apabila
menerapkan ketujuh komponen tersebut dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan ketujuh komponen tersebut, pembelajaran kontekstual merupakan pembelajaran yang berlandaskan pada beberapa hal. Beberapa hal tersebut meliputi dunia kehidupan nyata, berpikir tingkat tinggi, aktivitas siswa, aplikatif, berbasis masalah nyata, penilaian komprehensif, dan pembentukan manusia yang memiliki akal sehat. CTL dilaksanakan melalui beberapa pendekatan pengajaran, antara lain berikut.
1. Belajar berbasis masalah.
2. Pengajaran autentik.
3. Pengajaran berbasis inquiri.
4. Belajar berbasis proyek atau tugas
    terstruktur.
5. Belajar berbasis kerja.

            Beberapa hal yang perlu kalian perhatikan berkenaan dengan informasi yang layak untuk menjadi bahan diskusi, antara lain dapat menambah pengetahuan atau wawasan, bermanfaat, dan akan lebih baik jika sedang menjadi bahan pembicaraan masyarakat. Dalam menyimpulkan mengenai informasi atau perihal yang layak dijadikan sebagai bahan diskusi dari suatu teks, kalian perlu melakukan hal - hal di antaranya berikut.

1. Membaca dengan jeli sehingga dapat menentukan hal yang paling menarik dari hal-hal      yang lain. Akan lebih baik jika kalian menemukan pokok-pokok pikiran yang ada kemudian memilih yang paling layak untuk dijadikan sebagai bahan diskusi.

2. Mempertimbangkan kemampuan diri dan kemampuan teman diskusi berkenaan dengan kemampuan diri menguasai atau memahami perihal yang akan kalian diskusikan. Jangan sampai kalian menentukan bahan diskusi yang menarik, tetapi kalian sendiri tidak memahami persoalan tersebut.

3. Mempertimbangkan referensi yang dimiliki oleh peserta diskusi terkait perihal    yang akan didiskusikan.



Yudha, Asep. 2008. Berbahasa dan Bersastra Indonesia 2 : Untuk SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008. Hal 131




A.  Menemukan Informasi untuk Bahan Diskusi
 Melalui Membaca Intensif

Akhirnya kamu memasuki pelajaran terakhir belajar bersama buku Terampil Berbahasa Indonesia ini. Sebentar lagi kalian mengikuti ujian akhir. Tidak lama lagi kamu naik kelas yang ditandai dengan libur panjang.
Apa arti liburan bagi kamu? Ada pelajar yang menganggap liburan waktunya bersenang - senang, saat untuk tidak membaca buku, tidak mengerjakan tugas sekolah. Ada pelajar yang menggunakan liburan untuk bermain, berkunjung ke rumah famili. Ada juga pelajar yang tetap belajar walaupun masa liburan. Apa yang akan kamu lakukan pada liburan yang akan datang?
Tahukah kamu pengertian membaca intensif? Kapankah kegiatan membaca intensif diperlukan? Apa kegunaan membaca intensif? Pada materi ini kamu akan belajar memperoleh semua informasi secara detail dari sebuah wacana. Kamu diharapkan mampu memahami keseluruhan bahan bacaan dan bisa menemukan segala informasi untuk dikembangkan menjadi bahan diskusi di kelas.
Agar dapat menyerap semua informasi sebuah bacaan, kamu bisa menerapkan membaca secara intensif. Membaca intensif atau membaca cermat merupakan kegiatan membaca yang harus kamu lakukan secara hati-hati dan teliti sekali.
Ada baiknya kamu memiliki pemahaman tentang fakta dan opini yang terdapat dalam sebuah bacaan. Fakta ialah pernyataan terhadap keadaan, peristiwa yang benar-benar ada. Kalimat yang berisi fakta merupakan kalimat yang bersifat objektif. Contoh kalimat fakta: Indonesia Merdeka pada 1945. Adapun opini atau pendapat ialah buah pemikiran atau perkiraan seseorang secara subjektif tentang sesuatu peristiwa, keadaan. Contoh kalimat opini: Bisa jadi pertandingan futsal ini ditunda.

1. Bacalah wacana berikut dengan membaca intensif!

Berlibur Sambil Mengenal Alam

Musim liburan yang jatuh pada bulan Juni-Juli telah tiba. Sebagian orang tua memanfaatkan momentum ini untuk memberikan liburan yang bermanfaat bagi anak-anaknya. Di tengah dunia konsumerisme yang gegap gempita, anakanak diajak untuk kembali mengenal alam, kehidupan sosial, dan budaya.
Sempitnya lahan di perkotaan menjadikan mal sebagai salah satu tempat yang menarik untuk mengisi liburan. Anak-anak yang tidak bisa lagi bermain di lahan terbuka kini menyerbu tempat-tempat permainan di mal atau pusat perbelanjaan yang menyajikan ragam permainan.
Bagi yang memiliki uang berlebih, tempat wisata biasanya menjadi pilihan untuk mengisi liburan. Sambil jalan-jalan, anak bisa melihat banyak tontonan, mulai dari pemandangan alam yang indah hingga atraksi aneka satwa yang lincah. Keragaman budaya juga sering dijadikan bahan tontonan.
Namun, bagi sebagian anak, bentuk liburan yang kurang interaktif itu dirasakan mulai membosankan. Tanpa kegiatan yang berarti, anak merasa bahwa tempat yang dikunjunginya sekadar sebagai sarana cuci mata.
Kartika (12) yang tinggal di Batam sudah bosan diajak orang tuanya untuk pergi berlibur ke Singapura atau kota-kota besar lainnya, seperti Jakarta, Surabaya, dan Bali. Menginap di hotel lalu berkunjung ke tempat wisata atau sekadar jalan-jalan sambil berbelanja sudah tidak menarik lagi bagi anak semata wayang pasangan Utiek (45) dan Suhardi (46).
”Dia mengeluh bosan dengan acara liburan seperti itu,” kata Utiek. Kartika adalah anak yang aktif dan suka dengan hal-hal baru serta tantangan. Di sekolah, Kartika yang duduk di kelas VI SD ini sangat suka dengan kegiatan pramuka. Utiek pun harus berpikir keras untuk memberikan acara liburan yang bagus untuk anaknya.
Masa libur panjang juga menjadi masalah tersendiri bagi keluarga pasangan Joko Lelono (43) dan Hesti (35) yang mempunyai dua anak, Ningrum (14) dan Reda (10). Keluarga ini punya kebiasaan pulang kampung atau berkunjung kerumah keluarga di Yogyakarta, Solo, dan Madiun saat liburan sekolah. Alasannya agar anak-anak Lelono bisa akrab dengan saudara yang jarang dikunjungi.
Empat tahun lalu anak-anak Lelono mulai bosan dengan ”ritual” liburan pulang kampung. ”Anak-anak protes, kok liburannya selalu ke tempat itu-itu saja,” kata Lelono yang bekerja sebagai karyawan perusahaan swasta. Meskipun sudah dibawa ke tempat wisata yang ada di daerah tersebut, anak-anak Lelono tetap bosan.
Setelah dicari ternyata pola bepergian selama liburan yang menjadi penyebab kebosanan. Anak-anak bosan karena mereka selalu bepergian dengan orang tuanya. Ternyata mereka ingin mandiri dalam mengisi liburannya.
”Kami berlibur sekeluarga dengan maksud agar bisa lebih akrab. Selama ini saya dan suami kan sibuk bekerja dan anak-anak sekolah,” kata Hesti yang berprofesi sebagai guru sekolah menengah atas. Lelono dan Hesti punya prinsip, selama liburan sebisa mungkin anak-anak dijauhkan dari tempat-tempat belanja seperti mal.

Liburan mandiri

Berlibur mandiri tanpa melibatkan orangtua ternyata menjadi alternatif yangvmenyenangkan untuk mengisi liburan. Untuk mengusir kebosanan, tahun lalu Utiek menawarkan acara science camping kepada anaknya.
Acara liburan tanpa melibatkan orang tua di alam terbuka itu diketahui Utiek dari iklan di surat kabar nasional. Kartika pun tertarik dan berangkat ke Jakara sendirian setelah diantar ke bandara. Di Jakarta, ia dijemput saudaranya.
Selama tiga hari dua malam, Kartika menginap tanpa orang tuanya di Megamendung, Puncak, Bogor. Di tempat itu berkumpul puluhan anak-anak lainnya yang berusia 9 tahun – 12 tahun. Kartika mengikuti banyak kegiatan luar ruang, seperti meniti tali, menyusuri jala dengan mata tertutup, dan mengukur jarak.
Sejak empat tahun lalu, Lelono juga mulai mengubah pola liburan anakanaknya. Ia melihat kedua anaknya terus berkembang dan sudah mempunyai dunia sendiri.
Lelono menawarkan acara live in (menetap di suatu daerah) Ranah Minang kepada Ningrum, anaknya yang ketika itu masih berumur 11 tahun. Adapun Reda, anak keduanya yang saat itu berusia 7 tahun ditawarkan untuk ikut perkemahan di Taman Safari, Bogor.
Sebagai anak kota, Ningrum mendapat banyak pengalaman dari program liburan yang diadakan radio swasta itu. Di Sumatera Barat, ia bisa merasakan cara menanam padi di sawah, memandikan kerbau, belajar menari serampang duabelas, dan membuat alat musik serunai, semacam seruling.
Selain menimba ilmu yang tidak pernah ia dapat di bangku sekolah, Ningrum juga bisa menikmati keindahan alam Ngarai Sianok, Danau Singkarak, atau tempat wisata di sekitar Bukittinggi dan Padang–termasuk mengunjungi Jam Gadang, ciri khas Kota Bukittinggi.
Liburan yang bermanfaat bagi anak tidak perlu dilakukan jauh-jauh dari kota tempat tinggal. Yayah (38), warga Gunung Sahari, Jakarta Pusat, misalnya, tahun lalu mengizinkan anaknya, Indra (14) yang duduk di kelas VIII SMP untuk mengisi liburan dengan berkemah selama lima hari di Puncak, Bogor. Seluruh biaya ditanggung sekolah anaknya. Tahun ini Indra kembali akan mengikuti acara berkemah.
Sementara Ningrum tahun ini akan kembali mengikuti program live in yang kali ini akan diadakan di Solo. Jauh hari, Lelono telah mendaftarkan anaknya. Meskipun sebelumnya Ningrum sering datang ke kota tersebut, ia tetap ingin ikut acara itu karena program itu menawrakan kegiatan belajar membatik dan menari.  

(Sumber: Kompas, 3 Juni 2007)





Pada bacaan di atas terdapat informasi bahwa Indra yang berusia 14 tahun dan duduk di kelas VIII SMP memilih mengisi liburan dengan berkemah selama lima hari di Bogor dengan alasan agar mendapat nilai-nilai positif yang bisa bermanfaat dalam kehidupannya kelak.





Kramadibrata, Dewaki. 2008. Terampil berbahasa Indonesia: untuk SMP/MTs kelas VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Hal 177




Pertanyaan
  1. Membaca secara intensif perlu ..... dan ..... agar meteri teks dapat dipahami sedalam-dalamnya.
a.    Kepintaran dan Ketelitian                                   c.   Kecermatan dan Ketelitian  
b.    Kecermatan dan Kepintaran                                              d.   Ketelitian dan Keahlian
  1. Membaca intensif merupakan salah satu kegiatan membaca yang bertujuan untuk ...
a.       Memahami materi                                                
b.       Mencari pokok pikiran
c.       memahami isi bacaan secara mendalam    
d.       Mencari informasi secara mendalam
  1. Fakta adalah ....
a.       hal berupa keadaan atau peristiwa yang merupakan kenyataan yang ada dan telah terjadi.
b.       pendapat terakhir yang berdasarkan uraian-uraian sebelumnya.
c.       pernyataan yang berdasarkan pikiran, anggapan, perkiraan, atau pendirian dari seseorang.
d.       Pernyataan watak seseorang.
  1. Kesimpulan adalah ....
a.       hal berupa keadaan atau peristiwa yang merupakan kenyataan yang ada dan telah terjadi.
b.       pendapat terakhir yang berdasarkan uraian-uraian sebelumnya.
c.       pernyataan yang berdasarkan pikiran, anggapan, perkiraan, atau pendirian dari seseorang.
d.       Pernyataan watak seseorang.
  1. Oralit adalah ....
a.       larutan yang mengandung elektrolit, asam basa, dan kalori.
b.       Permen yang disukai anak – anak
c.       Obat untuk menambah vitamin C
d.       Obat bius